Arsip Blog

AJARAN YI KUAN KAO MENJADI SESAT. Review III

Agama Buddha terbagi menjadi beberapa sekte di dunia, yang awal mulanya hanya terbagi menjadi dua sekte. Salah satunya ajaran Yi Kuan Tao, bagian dari sekte Mahayana yang berkembang di Tiongkok. Yi Kuan Tao dibawa oleh seorang Bhikkhu bernama Hui Yuen Ta Shi dengan aliran yang bernama Cing Du (Aliran Tanah Murni) yang melafalkan diri dengan Amitofo (Amitabha Buddha). Aliran Cing Du membuat sebuah perkumpulan yang bernama Teratai Putih (Pai Lien Shi). Akan tetapi perkumpulan ini disalahgunakan oleh kelompok Han San Dong dengan mengatasnamakan agama sebagai kedok dalam mengajarkan aliran sesat. “Menyebarkan  ucapan  sesat  bahwa  dunia sedang dalam kekacauan,  sebab  itulah Buddha Maitreya  turun untuk menyelamatkan dunia” (hal 51). Perang Dunia dan perebutan kekuasaan (politik) menjadi dasar, agar orang yang bodoh dapat mengikuti aliran Han San Dong.

Agama memang menjadi momok yang paling penting bagi orang, karena mengatasnamanakan dunia setelah kematian. Jika mereka membantah agama tersebut maka akan masuk ke dalam neraka. Aliran Yi Kuan Tao sekarang mengajarkan bahwa ini adalah ujian mara. Yi Kuan Tao terbentuk dengan penggabungan antar lima agama di Dunia, yaitu; Tao, Buddha, Islam, Kristen, dan Konfusius. Parahnya lagi, Aliran Yi Kuan Tao telah go Internasional, salah satunya negara Indonesia yaitu aliran Buddha Maitreya.

Suatu kelompok yang mengatasnamakan agama selalu menjadi hal yang didepankan oleh seseorang yang mengikuti. Pandangan agama Buddha mengenai aliran Yi Kuan Tao sekarang jelas tidak setuju. Sebab, mengatasnamakan agama Buddha sebagai kedok, apalagi pandangan agama lain tentu saja tidak akan setuju dengan hal ini. Yi Kuan Tao, dalam agama Buddha masuk kedalam 62 pandangan salah yang dijelaskan dalam Brahmajala Sutta. Sang Buddha tidak mengajarkan suatu paham yang menyesatkan seseorang dengan alih-alih ini dan itu. Tetapi untuk kebaikan semua mahkluk agar terbebas dari lingkaran samsara dan mencapai pantai seberang.

Referensi;

Shu Wen Du. 2003. Bagaimana Saya Melepaskan Diri Dari Yi Kuan Tao, Alih Bahasa Tjahyono Wijaya. Surabaya;….